Skip to main content

Spesial Education

     Spesial Education atau biasa disebut dengan pendidikan luar biasa (PLB)adalah praktik mendidik siswa dengan cara mengatasi perbedaan dan kebutuhan khusus seorang individu terutama bagi orang berkebuthuan khusus.Guru besar pembelajaran bahasa ,Universitas Negeri Malang,mengatakan mengajar dapat dipandang sebagai sebuah seni,yaitu seni mengajar.dalam bukunya yang berjudul The Art of Teaching.Gilbert Highet memandang mengajar dari sudut tinjau seorang klasik sehingga bukunya sangat menyenangkan dan menarik minat semua orang.Highet memberi saran praktis yang paling penting adalah bahwa guru yang hebat memberikan kepada anak didiknya pandangan Koheren yang terhubung secara organik terhadapsuatu subjek.Guru yang baik bukan hanya menyajikan kumpulan data yang fragmentasi yang tercerai berai tanpa adanya upaya menjalinya dengan rapi dan menarik.guru harus memiliki hasrat intelektual yang tulus dan kepribadian yang dermawan,baik hati dan kepribadian besar.

    Pendidikan luar biasa beertujuan untuk membentuk tenaga pengajar yang memiliki pengetahuan  dan keahlian untuk mengani dan mendidik anak yang berkebutuhan khusus.jurusan ini berada diberbagai perguruan tinggi negeri atauun swasta.jurusan ini akan dibekali dengan berbagai ilmu dan keterampilan agar mampu merancang program pembelajaran dan cara berkomunikasi yang baik dengan ABK.prospek kerjanya pun adalah sebagai Pendidik,Pendidik pada pendidikan khusus jalur non formal,pengelola lemabaga pendidikan khusus dan asesor bagi anak kebutuhan khusus.

    jenis Sekolah luar biasa 

    1.SLB A: Sekolah yang diperuntukkan bagi anak tunanetra. Mereka biasanya memiliki hambatan dalam indra penglihatan, sehingga strategi pembelajaran yang diberikan di sekolah ini harus mampu mendorong mereka memahami materi yang diberikan oleh para guru. Di SLB A ini, media pembelajarannya berupa buku braille serta tape recorder.

    2.SLB B: Sekolah yang diperuntukkan bagi anak yang memiliki kekurangan dalam indra pendengaran atau tunarungu. Media pembelajaran yang diberikan di sekolah ini yakni membaca ujaran melalui gerakan bibir yang digabung dengan cued speech yaitu geraka tangan untuk bisa melengkapi gerakan pada bibir. Selain itu, media lainnya yakni melalui pendengaran dengan alat pendengaran yaitu conchlear implant.

    3.SLB C: Sekolah yang ditujukan untuk tunagrahita atau individu dengan intelegensi yang di bawah rata-rata serta tidak memiliki kemampuan adaptasi sehingga mereka perlu mendapat pembelajaran tentang bina diri dan sosialisasi. Mereka cenderung menarik diri dari lingkungan dan pergaulan

    4.SLB D: Sekolah yang diperuntukkan bagi mereka yang memiliki kekurangan dalam anggota tubuh mereka atau disebut tunadaksa. Pendidikan di SLB D bertujuan mengembangkan potensi diri siswa itu sendiri agar mereka bisa mandiri dan mengurusi diri mereka

    5.SLB E: Sekolah yang diperuntukkan bagi mereka yang bertingkat tidak selaras dengan lingkungan yang ada atau biasa disebut dengan tunalaras. Mereka biasanya tidak bisa mengukur emosi serta kesulitan dalam menjalani fungsi sosialisasi.

   6.SLB G: Sekolah yang diperuntukkan bagi tunaganda, yakni mereka yang memiliki kombinasi kelainan. Mereka biasanya kurang untuk berkomunikasi, atau bahkan tidak berkomunikasi sama sekali. Perkembangan dalam motoriknya terlambat, sehingga butuh media pembelajaran yang berbeda untuk bisa meningkatkan rasa mandiri anak tersebut.