Skip to main content

Membangun Kultur Akhalakul Karimah Di Kalangan Generasi Z

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
 
    Alhamdulillaahi robbilalamiin, wassolaatu wassalaamu‟alaa asrofil anbiyaa ii wal mursaliin sayyidina muhammadin, wa‟ala alihi wa‟ashabihi ajma‟in, amma ba‟du.
    
   "Ketahuilah bahwa di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging itu buruk, maka buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati."(HR.Bukhari dan Muslim)

   Hati yang baik adalah sumber ahlak yang baik, dan hati yang bersih akan menghasilkan ahlak yang mulia.Seperti teko, ia hanya mengeluarkan isi teko. Jika ada susu di dalamnya, susu akan keluar, dan jika ada air comberan di dalamnya, air comberan akan keluar.

    Bagaimana cara menjaga hati tetap bersih dan positif? Kekuatan dzikir kita, yaitu ingatan kita kepada allah, akan menumbuhkan kebaikan hati kita. Jika hati kita selalu dipenuhi dengan dzikir, maka hari kita akan lebih tenang dan bebas dari penyakit hati. Salah satu bentuk dzikir adalah selalu menghubungkan allah dengan setiap tindakan dan ucapan kita.Setiap kali Anda membuat keputusan atau melakukan sesuatu, bertanyalah pada diri sendiri: "Apakah Allah menyukai apa yang saya lakukan?"

   Kita harus berjuang untuk memiliki hati yang baik jika kita ingin memiliki ahlak yang baik.Bagaimana cara mendapatkan hati yang baik? Belajar dan berusaha sangat penting.Jika tidak diterapkan, pengetahuan tidak akan bermanfaat.Jika tidak digunakan, pengetahuan tidak akan bermanfaat.Namun, tanpa keistaqamahan, amalan akan menjadi sia-sia.Menurut pepatah,

العلم بلا عمل كالشجر بلا ثمر

Ilmu tanpa amal, ibarat pohon tanpa buah.”

Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah, saat menjelaskan hadis,

من يرد الله به خيرا يفقه في الدين

Siapa yang Allah inginkan kebaikan pada dirinya, maka akan Allah pahamkan tentang agama.” (HR. Bukhori dan Muslim)

 في الدين فقد أريد به خيرا

“Keutamaan ini dapat diraih ketika belajar ilmu kemudian membuahkan amal. Adapun jika belajar ilmu tujuannya sebatas mengilmui/wawasan (tidak diamalkan), yang seperti itu tidak menunjukkan orang yang mempelajari agama berarti diinginkan kebaikan padanya.” (Miftah Dar As-Sa’adah 1/65)
 

   Cara yang lain adalah dengan sering memeriksa niat kita untuk melihat apakah kita berpura-pura, tidak sombong, atau mengharapkan pujian orang lain. Allah pasti mengetahui niat kita yang seperti ini, dan jika kita mendekatkan diri kepada-Nya, Dia akan membantu kita memiliki hati yang bersih dan teguh dalam kemuliaan ahlak.Betapa beruntungnya mereka yang selalu mendapat bimbingan dari Allah SWT dan memiliki sifat mulia.Semoga kita memasukkan orang-orang seperti itu.

 Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Sumber :

1. Tsamaroh Al-Ilmi Al-Amal, karya Prof. Dr. Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al-‘Abbad –hafidzohumallah-.
Yogyakarta,  Hamalatul Quran, 25 Robiul Awal 1441 H
2. Buku Adab Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah